Daily Archives: August 17, 2010

Lintas Sejarah 17 Agustus

Indonesia Merdeka
65 tahun yang lalu, tanggal 17 Agustus tahun 1945, rakyat Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya dari penjajahan Belanda. Namun, karena Belanda tidak mengaku proklamasi ini, terjadilah perang kemerdekaan selama empat tahun.
Pada tahun 1947, Belanda melakukan agresi militer pertama dan berhasil kembali menduduki sebagian wilayah Indonesia. Pada bulan Januari tahun 1948, ditandatangani perjanjian gencatan senjata bernama “penjanjian Renville”. Namun, bulan Desember tahun itu pula, kembali Belanda melakukan agresi kedua. Kemudian, atas tekanan PBB, di tahun 1949 Belanda bersedia menghentikan agresinya dan menyerahkan kedaulatan kepada bangsa Indonesia.

Gabon Merdeka
50 tahun yang lalu, tanggal 17 Agustus tahun 1960, Gabon, sebuah negara di bagian barat Afrika, meraih kemerdekaannya. Awalnya, Gabon dijajah oleh Portugis pada akhir abad ke-15. Pada pertengahan abad ke-19, Perancis memasuki wilayah ini.

Pada kongres Berlin, Gabon resmi berada di bawah kekuasaan Perancis sampai akhirnya Gabon meraih kemerdekaannya.Gabon memiliki luas wilayah 267 ribu kilometer persegi dan berbatasan dengan Afrika Tengah, Kongo, Kamerun, dan Ghana.

Pemulangan Terbang Pertama Lintasi Atlantik
32 tahun yang lalu, tanggal 17 Augusts 1978, balon terbang dengan nama The Double Eagle Two menyelesaikan perjalanannya melintasi samudera Atlantik, dari Pulau Praque di Maine, AS, dan mendarat di Paris. Balon terbang yang diisi dengan gas helium itu dipiloti oleh Ben Abruzzo, Maxie Anderson, dan Larry Newman serta terbang selama 137 jam dan melintasi jarak 3233 mil.

Penerbangan manusia pertama dengan menggunakan balon terjadi pada tahun 1780an dengan menggunakan balon yang diisi udara panas, serta diawaki oleh dua orang Perancis, Jacques Ytienne dan Joseph Michel Montgolfier. Kemudian dibuatlah balon dengan diisi gas-gas yang lebih ringan dari udara seperti helium atau hidrogen.

Sejak tahun 1859 hingga penerbangan balon Double Eagle Two berhasil dan bahkan mengakibatkan tewasnya 7 penerbang. Pada tahun 1977, Ben Abruzzo dan maxie Anderson melakukan penerbangan dengan balon Double Eagle One namun gagal, dan akhirnya pada tahun 1978 mereka berhasil mencapai ambisi mereka untuk melintasi atlantik.


Rudolph Hess,Bunuh Diri

23 tahun yang lalu, tanggal 17 Agustus tahun 1987, Rudolph Hess, mantan sekretaris Hitler, bunuh diri di dalam sel penjaranya di Inggris. Hess lahir pada tahun 1894. Pada tahun 1920, dia menjadi anggota partai Nazi dan kenal dekat dengan Hitler, bahkan kemudian diangkat menjadi sekretaris pribadinya. Setelah Partai Nazi meraih kekuasaannya pada tahun 1933, Hess diangkat sebagai deputi pemimpin partai. Dia pun kemudian mengontrol hampir semua bidang di Jerman, termasuk legislatif, yudikatif, dan administrasi negara. Setelah kekalahan Jerman dalam Perang Dunia Kedua, Hess diadili di Pengadilan Penjahat Perang dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.


Pemulangan Pertama Tawanan Iran

20 tahun yang lalu, tanggal 17 Agustus tahun 1990, sekelompok pasukan Iran yang selama ini ditawan oleh Rezim Saddam, untuk pertama kalinya menginjakkan kaki kembali di tanah air mereka. Pertukaran tawanan antara Iran dan Irak ini merupakan realisasi dari resolusi Dewan keamanan PBB nomor 598 mengenai perdamaian kedua negara. Saddam Husain yang saat itu berada dalam tekanan internasional karena agresinya ke Kuwait, setelah menerima perjanjian perbatasan Aljazair tahun 1975, juga bersedia membebaskan tawanan dan mundur total ke wilayah internasional.

Selama perang Iran-Irak dan setelahnya, para tawanan Iran berada dalam penjara yang kondisinya amat mengenaskan. Sebaliknya, para tawanan Irak di Iran diperlakukan sesuai nilai-nilai Islami. Akibatnya, 7000 tawanan Irak di bawah pengawasan Palang Merah Internasional, tidak mau kembali ke Irak dan meminta suaka dari pemerintah Iran. Hari pertama dibebaskannya tawanan Iran ini diperingati setiap tahun dengan nama Hari Pembebasan.

Abu Ali Sallar Wafat
6 Ramadhan 463 Hijriah, Hamzah bin Abdullah Sallar, seorang ulama muslim abad ke-5 Hijriah, meninggal dunia di kota Tabriz, barat daya Iran. Dia dijuluki dengan nama Abu Ali. Abu Ali merupakan salah satu murid terkenal dari Syekh Mufid dan Sayyid Murtadha Alamul Huda, dua ulama besar pada masa itu.

Karya Abu Ali Sallar yang paling terkenal adalah kitab berjudul “Al-Marasim Al-Alawiyah wal Al-Ahkam An-Nabawiyah”. Selain itu, dia juga menulis sepuluh jilid kitab fiqih berjudul “Jawami’ul Fiqih”.

Abu Ya’la Ja’fari Meninggal Dunia
6 Ramadhan 463 Hijriah, Abu Ya’la Ja’fari, seorang ulama terkemuka abad ke-5 Hijriah, meninggal dunia. Dia adalah seorang ahli di bidang fiqih dan teologi dan merupakan wakil dari Syekh Mufid. Beliau merupakan ulama yang sezaman dengan Syaikh Thusi. Karya-karya penulisan beliau, di antaranya berjudul “Miladu Shahibiz Zaman” dan “At-Takmilah”.

Categories: SEJARAH | Leave a comment

Kemerdekaan Tanpa Makna

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memimpin upacara pengibaran bendera di halaman depan Istana Merdeka, Jakarta, Selasa pagi. Upacara bendera dalam rangka Peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-65 itu dimulai sekitar pukul 10.00 WIB.

Peringatan Hari Ulang Tahun ke-65 Republik Indonesia diawali dengan peringatan detik-detik proklamasi tepat pukul 10.00 WIB ditandai dengan tembakan meriam sebanyak 17 kali, sirene, bunyi beduk-beduk di masjid serta lonceng di gereja-gereja selama satu menit.

Dilanjutkan dengan pembacaan naskah proklamasi oleh Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman dan upacara penaikan bendera merah putih. Selanjutnya, upacara dilanjutkan dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh Menteri Agama Suryadharma Ali.

Peringatan Hari Kemerdekaan ke-65 dimulai tepat pukul 10.00 WIB bertepatan dengan detik-detik pembacaan teks proklamasi oleh Presiden pertama Indonesia, Soekarno, pada 17 Agustus 1945.

Pertambahan usia sebuah negara bukan jaminan atas tercapainya kesejahteraan, ketahanan, dan kedaulatan bangsa itu. Yang terjadi, terkadang justru sebaliknya. Negara terus bertambah usianya, tetapi ketahanan, kemakmuran, serta kedaulatannya justru semakin melemah. Saat memperingati hari kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ke-65, hari ini, kita khawatir kondisi itulah yang tengah berlangsung pada bangsa ini.

Tujuan utama para founding fathers jelas dan tegas, yakni membentuk negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Pertanyaannya, sudahkah sasaran itu tercapai saat kita memperingati hari ulang tahun kemerdekaan republik ke-65, hari ini?

Ini pertanyaan retoris. Sebuah pertanyaan yang tentu saja tidak membutuhkan jawaban, karena semua warga bangsa ini telah memastikan bahwa jawabannya adalah: belum.

Tujuan Indonesia merdeka itu belum tercapai, bahkan masih jauh perjalanan menuju ke sana. Yang justru tengah berlangsung adalah sebuah paradoks. Usia negara dan bangsa ini semakin bertambah, namun kondisinya semakin lemah dan mengkhawatirkan. Setiap hari, kita menyaksikan berlangsungnya degradasi kualitas kehidupan rakyat.

Di bidang ekonomi, rakyat tidak semakin sejahtera, sebaliknya justru semakin sengsara. Pemerintah merilis angka-angka ekonomi makro yang menggembirakan, namun pada kenyataannya, rakyat semakin sulit memenuhi kebutuhan hidup, akibat daya beli yang terus merosot, sedangkan harga-harga terus melambung. Kasus bunuh diri akibat kesulitan ekonomi telah banyak bermunculan.

Keresahan sosial yang terpendam bagai bisul yang menunggu pecah pun sepatutnya diantisipasi akibat semakin banyak dan meluasnya anak bangsa ini yang menganggur karena negara gagal menciptakan lapangan kerja.

Pasar bebas yang semestinya menjadi anugerah, berbalik menjadi bencana, karena negara tidak berperan menguatkan pelaku pasar nasional. Dominasi produk asing di pasar domestik pun menjadi kelaziman. Ketahanan ekonomi menjadi kian rapuh.

Di bidang politik dan ketatanegaraan, penyalahgunaan kekuasaan berlangsung semakin parah dengan maraknya politik transaksional. Sementara skandal-skandal besar yang merugikan rakyat kian mudah ditenggelamkan.

Ketidakpatutan dalam tata pemerintahan pun terjadi. Belum pernah terjadi sebelumnya, seorang jaksa agung digugat keabsahannya oleh seorang terdakwa tanpa bisa berbuat apa pun. Belum pernah pula terjadi seorang kapolri menghilang dengan penjelasan yang saling bertentangan, setelah absen dalam acara pelantikan pejabat teras kepolisian.

Bahkan, hak konstitusional warga untuk beragama, mengalami kemunduran yang dahsyat. Negara yang seharusnya melindungi hak konstitusional warga, malah lari dari tanggung jawab, dengan melakukan pembiaran terjadinya kekerasan terhadap pemeluk agama.

Indonesia adalah salah satu negara dengan wilayah, penduduk, dan modal keragaman sosial-budaya terbesar di dunia. Dengan potensi itu mengapa kita justru kehilangan makna sebagai bangsa yang merdeka?

Kuncinya terletak pada kepemimpinan. Karena itu, menjadi tantangan bagi seluruh komponen bangsa melahirkan pemimpin sejati yang mampu membangkitkan seluruh potensi besar bangsa ini untuk mencapai cita-cita kemerdekaan. Bukan pemimpin yang membiarkan Indonesia menjadi negara yang gagal.

Kedaulatan yang Tercabik

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Din Syamsuddin mengatakan pemerintah harus tegas dalam menegakkan kedaulatan bangsa dari gangguan negara lain.

“Persoalan kedaulatan negara menuntut adanya ketegasan dari pemerintah dan bangsa Indonesia,” kata Din Syamsuddin di Jakarta, Senin (16/8).

Din menyatakan, permasalahan kedaulatan merupakan masalah serius dan ditengarai saat ini kedaulatan menjadi isu melemah dalam bidang ekonomi, politik termasuk budaya.

Sementara itu perkembangan dunia internasional di era globalisasi mendorong negara-negara tertentu untuk menempatkan kuku hegemoninya dan menurut Din, bangsa-bangsa lain yang sebenarnya lebih muda bahkan lebih kecil sudah mulai berani terhadap Indonesia.

Ia juga mengatakan bahwa cita-cita nasional mengalami distorsi karena ketidakmampuan pemerintah menerjemahkan cita-cita tersebut dan ketidakmampuan menghadapi tantangan zaman. “Kita mengalami kegamangan nasional. Bagi Muhammadiyah ini tidak boleh berlanjut,” tegasnya.

Cita-cita bangsa dipertegas oleh Muhammadiyah yaitu adil, tegas, maju, berdaulat dan bermartabat. Kedaulatan dinilai sangat penting karena permasalahan saat ini adalah hilangnya kedaulatan.

Terkait persoalan kedaulatan, Din juga menegaskan walaupun nasionalisme tidak harus bersifat emosional bahkan harus secara rasional yaitu dengan meningkatkan daya saing.

Kedaulatan Indonesia kembali terusik dengan ditangkapnya tiga aparat patroli Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kepulauan Riau (Kepri) oleh Kepolisian Diraja Malaysia di perairan Indonesia pada Jumat (13/8) lalu. Ketiga aparat DKP itu ditangkap setelah mereka mengamankan tujuh nelayan Malaysia yang diduga mencuri ikan di perairan Tanjung Berakit, Kepri. (Antara/Media Indonesia/IRIB/RM)

Categories: Dalam Negeri | Leave a comment

SBY Dinobatkan Presiden Pengutang Terbesar

Utang Indonesia saat ini berjumlah Rp 1.625 triliun dan rezim SBY jadi pengutang terbesar. Meskipun sudah merdeka sejak 1945, Indonesia ternyata masih terbelenggu utang yang besarnya mencapai Rp 1.625 triliun.

“Saya kira kemerdekaan kita selama ini hanya di teks Proklamasi. Secara ekonomi kita terjajah,” kata Wahyu Susilo, aktivis INFID atau International NGO Forum on Indonesian Development itu, kepada wartawan beritasatu.com.

Dengan utang sebesar itu, INFID memperkirakan, setiap bayi Indonesia yang lahir dan selamat harus menanggung utang Rp 7,5 juta. Wahyu membenarkan, utang Rp 1.625 triliun itu merupakan warisan sejak zaman Sukarno. Namun pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono merupakan rezim yang jumlah utangnya paling besar.

Hanya dalam waktu enam tahun menjabat sebagai presiden, utang yang diperoleh pemerintahan SBY mencapai Rp 300-400 triliun.

“Utang itu baru bisa dilunasi 45- 65 tahun mendatang. Itu pun dengan syarat, mulai sekarang Indonesia menghentikan utang dan berusaha mencari sumber pendanaan pembangunan lain selain utang,” kata Wahyu.

Menurut Wahyu, salah satu penyebab menumpuknya utang Indonesia adalah kebiasaan para diplomat Indonesia yang rajin mengajukan utang karena mereka mendapat komisi.Padahal pengelolaan utang itu juga tidak efesien. Lima tahun terakhir, besaran penyerapan APBN kita tidak lebih dari 25 Persen.

“Sementara utang kita dipakai atau tidak, argo tetep jalan. Kita sudah bayar bunga, fee, cicilan, meskipun utang tidak terpakai,” kata Wahyu.

“Karena bisnis utang adalah bisnis komisi maka buruknya pengelolaan utang bukan tidak mungkin merupakan kesengajaan untuk menciptakan celah korupsi,” kata Wahyu.

Karena itu, INFID meminta Presiden SBY melakukan diplomasi penghapusan utang secara komprehensif karena sebagai negara yang pernah mengalami masa otoritarian, Indonesia memiliki peluang untuk mendapatkan skema penghapusan utang dari utang-utang yang diidentifikasi sebagai utang tak sah. Yang masuk kategori utang itu antara lain penggunaan utang untuk pelanggaran HAM dan utang yang dikorupsi oleh rezim yang otoriter. INFID juga mengusulkan sebuah inisiatif politik penghapusan dan pengurangan utang dalam bentuk audit utang. Inisiatif ini diperlukan untuk mengidentifikasi status utang luar negeri Indonesia masa lalu.

(IRIB/ Beritasatu.com/AR)

Categories: Dalam Negeri | Leave a comment

Dua Dosa Besar Sayid Hasan Nasrullah!‎

Ismail Sukkariyah, anggota Parlemen Lebanon di kolom surat kabar as-Safir ‎menulis bahwa kemenangan besar Sayid Hasan Nasrullah selama satu dekade ‎terakhir seyogianya menjadi pelajaran bagi mereka yang selalu ingin berdamai. ‎Kemenangan itu menandakan mereka telah semakin jauh dari resistensi dan ‎kekesatriaan. Demikian dilaporkan Qodsna dari koran as-Safir hari ini (Senin, 16/8).‎

Sukkariyah menulis, kita hidup di periode kemurtadan dan kelesuan Arab, era ‎menyerah dan kebergantungan. Kita hidup dimana nilai-nilai telah mengalami ‎perubahan. Masa kemenangan kebatilan atas kebenaran. Periode dimana ‎kefasadan menjadi lebih mencolok.‎

Kita hidup di masa dimana para pencari kebenaran terisolasi dan para penentang ‎kezaliman termarjinalkan. Mereka dituding hendak merusak tatanan global yang ‎diinginkan Amerika dan rezim Zionis Israel.‎

Dalam kondisi yang demikian, dapat dipastikan bahwa Sayid Hasan Nasrullah ‎dituduh telah melakukan dua kejahatan. Dosa karena menuntut diterapkannya ‎keadilan internasional.‎

Pertama, Sayid Hasan Nasrullah berdosa karena membebaskan daerah Lebanon ‎Selatan tahun 2000 yang diduduki oleh Zionis Israel.‎

Kedua, kemenangan Hizbullah dalam perang 33 hari tahun 2006. Perang yang ‎meruntuhkan mitos kehebatan militer Zionis Israel. Sebuah rezim yang oleh Barat ‎tidak boleh terkena masalah sedikitpun. Sebaliknya, Zionis Israel merupakan ‎pangkalan strategis mereka di Timur Tengah dan pembela kepentingan mereka.‎

Anggota Parlemen Lebanon ini menulis, Wahai Sayid Hasan Nasrullah! Barang ‎siapa yang mencari kebenaran berarti ia bersamamu. Sebaliknya, barang siapa ‎yang menyerahkan diri dan kehendaknya kepada kebatilan, berarti ia ‎menentangmu!

Inilah Kamp Militer Hizbullah, 70 Meter Bawah Tanah

Hizbullah Lebanon menggelar open house salah satu kamp militernya untuk umum.

Sumber pemberitaan Lebanon melaporkan, setelah bertahun-tahun akhirnya Hizbullah membuka kamp militernya untuk umum yang terletak di kedalaman 70 meter bawah tanah.

Kamp militer tersebut digunakan untuk mengendalikan komando gerakan muqawama selama perang 33 hari meletus pada tahun 2006.

Pangkalan militer ini dibangun di Lebanon selatan yang berlokasi tepat di bawah sebuah pusat komando rahasia militer rezim Zionis, ketika Israel menduduki Lebanon selatan. Kamp militer ini hanya diketahui oleh segelintir pejabat tinggi Hizbullah, dan menggunakan pengamanan tertinggi untuk menyelamatkan tempat itu.

Selama sepekan lalu, lebih dari 550 ribu orang termasuk wisatawan asing mengunjungi pangkalan militer Hizbullah tersebut.

(IRIB/SL/LV/PH)‎

Categories: Hubungan Internasional | Leave a comment

Foto Facebook Eks Tentara Bikin Gempar

JERUSALEM, KOMPAS.com – Foto-foto di Facebook seorang bekas tentara perempuan Israel yang berpose di depan para tahanan Palestina yang matanya ditutup dan diborgol memicu kegemparan di Israel, Senin.

Televisi publik Israel menyiarkan foto-foto itu dan pihak tentara mengeluarkan pernyataan yang mengutuk “perilaku memalukan” dari perempuan itu, Eden Abargil, yang dikatakan telah menyelesaikan dinas militernya setahun yang lalu.

Abargil mem-posting foto-foto di halaman Facebook-nya yang memperlihatkan tersenyum sementara di latar belakang terdapat tiga tahanan Palestina yang ditutup matanya dan diborgol. Sebuah keterangan pada foto terbaca, “Militer, menjadi waktu terbaik dalam hidup saya.”

Ketua Komite Anti Penyiksaan Israel, Yishai Menuchim, dalam sebuah pernyataan mengatakan, “Hal itu mencerminkan sebuah sikap yang telah menjadi norma dan memperlakukan orang Palestina sebagai obyek, tidak sebagai manusia. “

“Foto-foto itu membuktikan kejiwaan dan cara pandang para penjajah dalam menyiksa warga Palestina,” tegasnya. Khatib menambahkan, “Penjajahan ini tidak adil dan tidak bermoral. Untuk itu gambar-gambar seperti inipun dipublikasikan yang menjadi bukti problema kejiwaan yang sangat parah, termasuk aksi-aksi pelecehan seksual.”

Berdasarkan laporan ini, gelombang protes segera bermunculan yang memaksa militer Zionis Israel mengeluarkan pernyataan mengritik tentara wanita ini dan menyebut foto-foto itu sebagai “skandal memalukan”. Namun diujung pernyataannya, militer Zionis Israel menyebut masa wajib militer wanita ini telah selesai dan tidak jelas apakah para komandan militernya dapat mengajukan pengaduan atau tidak.

Tentara wanita Israel ini mempublikaskan sebanyak 26 fotonya selama menjalani wajib militer di laman facebooknya. Foto-foto itu dimuat dalam album bertitel “Militer; Hari-Hari Terbaik dalam Hidupku”. Dua foto yang menjadi berita kontroversial termasuk dari ke-26 foto-foto itu.

Namun yang menarik, setelah kritikan militer Zionis Israel terhadap tentara wanita ini, wanita itu justru mengatakan kecewa mengabdi di militer dan menyebut militer Zionis Israel sebagai militer terburuk di dunia.

Daily Telegraph dalam laporannya melanjutkan, “Publikasi gambar-gambar ini tidak kurang buruknya dari perilisan gambar-gambar para tahanan Abu Ghuraib di Irak. Karena tentara Amerika juga melakukan pelecehan seksual terhadap para tahanan Irak.”

(IRIB/SL/MZ)

Categories: Hubungan Internasional | Leave a comment

Peringati HUT RI Dengan Gantung Diri

SIDOARJO, KOMPAS.com – Korban lumpur asal Desa Reno Kenongo, Siring, Kedung Bendo, dan Jatirejo, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, memperingati kemerdekaan ke-65 RI dengan menggantung diri, menyusul belum jelasnya proses penyelesaian ganti rugi yang seharusnya sudah tuntas.

Koordinator aksi M Zainul Arifin, Selasa (17/8/2010) mengatakan, aksi gantung diri yang diperagakan oleh seorang warga tersebut dilakukan sebagai wujud kekecewaan terhadap pemerintah dan juga Minarak Lapindo Jaya selaku juru bayar ganti rugi korban lumpur.

“Kami sudah lelah dengan janji-janji yang diberikan selama ini. Yang kami inginkan saat ini adalah pelunasan ganti rugi yang sudah seharusnya menjadi hak kami,” katanya saat melakukan orasi di depan gedung dewan Sidoarjo.

Ia mengemukakan, warga akan tetap bertahan dengan cara menginap di depan gerbang gedung DPRD Sidoarjo hingga proses pelunasan ganti rugi bagi korban lumpur terselesaikan.

“Kami ingin pelunasan ganti rugi ini segera diselesaikan secara langsung, tidak dengan cara diangsur seperti yang telah dilakukan selama ini,” katanya.

Ia meminta, saat ini warga sudah lelah dengan proses angsuran ganti rugi yang dilakukan oleh PT Minarak Lapindo Jaya.

“Bahkan dalam proses angsuran tersebut juga terjadi keterlambatan hingga lima bulan terakhir ini,” katanya.

Menurutnya, dengan peringatan hari kemerdekaan ini korban lumpur merasa belum merdeka dari penindasan dan penjajahan Lapindo yang hingga kini belum melunasi sisa 80 persen ganti rugi warga.

Selain melakukan aksi gantung diri di sebuah pohon tidak jauh dari kantor DPRD Sidoarjo, warga juga melakukan aksi dengan cara berjalan di sepanjang jalan di depan gedung Dewan.

Dalam perjalanan sekitar seratus meter tersebut, seorang warga korban lumpur berada di atas tandu sambil meneriakkan tuntutan terkait pelunasan ganti rugi.

“Ada tiga tuntutan utama pernyataan belum merdekanya korban lumpur, minta sisa pembayaran 80 persen dilunasi tanpa terkecuali, dan bertekad akan tetap melakukan aksi sampai seluruh ganti rugi terbayarkan,” katanya.

Sudah 2,5 tahun warga korban lumpur dari empat desa belum memperoleh pencairan 80 persen ganti rugi dengan alasan yang tidak jelas.

Korban lumpur juga pernah melakukan demo dengan mengusung jenazah sebagai pertanda bahwa hukum bagi korban lumpur sudah mati suri menyusul belum terlesaikannya proses ganti rugi bagi warga.

Jenazah yang diusung dalam demo kali ini menggambarkan hukum saat ini sudah mati suri karena tidak berpihak kepada korban lumpur.

Selama bulan puasa warga akan tetap bertahan dan menuntut supaya hak mereka yang selama lima bulan terbengkalai bisa segera diselesaikan dengan cepat.

“Bagi kami, bulan puasa tidak menyurutkan niat kami untuk tetap bertahan dalam memperjuangkan hak kami yang hilang tersebut,” katanya.

Categories: Dalam Negeri | Leave a comment

Create a free website or blog at WordPress.com.