Mengenalkan Kekayaan Budaya Indonesia Kepada Dunia

Suasana Jalan Merdeka Selatan tampak meriah. Ratusan warga berjejer rapi mulai dari tepat di depan gerbang Balai Kota, Jakarta Pusat. Mereka ingin menyaksikan parade kostum dalam rangka peringatan Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober. Mereka tampak antusias menyàksikan parade kostum pakaian adat dan pertunjukkan kesenian daerah. Hentakan musik dari marching band, serta ondel-ondel raksasa setinggi 3 meter memukau warga.

 Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo membuka acara tersebut sekitar pukul 7.30. “Saya buka acara ini, satu, dua, tiga, empat, silakan jalan,” ucap gubenur yang akrab disapa Jokowi ini. Sedikitnya 6 ribu anak-anak sekolah dari SMP, SMA dan beberapa kampus dari 33 provinsi di seluruh Indonesia turut hadir mengenakan berbagai kostum pakaian adat dari seluruh nusantara. Mulai dari pakaian adat betawi, Bali hingga pakaian adat Papua. Dari Jakarta tampak SMAN 63, SMA 68, SMPN 130 dan masih banyak lagi.

 Tak hanya mengenakan pakaian adat, rombongan pelajar tersebut juga membawakan beberapa tarian daerah. Para pelajar dari Aceh misalnya membawakan tarian pasembahan khas Aceh. Ada juga pertunjukan kuda lumping serta tarian motaro dan torambia khas Kalimantan Barat.

 Mereka akan berpawai mulai dari Balaikota, patung kuda, thamrin, Bank Mandiri, putar arah dan berakhir di Monas. Jokowi yang mengenakan baju koko putih, celana hitam serta sarung yang dikalungkan ikut berparade sekitar pukul 8 pagi. Parade juga dimeriahkan dengan tetabuhan khas kalimantan.

 Kirab Budaya Rakyat yang digelar Pemprov DKI Jakarta akan dicatat dalam rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai kirab dengan peserta terbanyak. “Kirab budaya ini diikuti 10.020 peserta, dan akan dicatat dalam rekor MURI,” ujar Ketua Panitia Kirab Budaya Rakyat, Kris Budiarjo, di Jakarta, Minggu (28/10). Kris mengatakan kirab budaya itu melibatkan peserta dari seluruh Indonesia, dan ribuan pelajar DKI Jakarta.

 Kirab budaya menampilkan atraksi budaya. Selain iti juga terdapat ondel-ondel setinggi lima meter yang diarak pada kirab tersebut. “Kegiatan ini diselenggaeakan dalam rangka peringatan Sumpah Pemuda dan mendukung program Bapak Jokowi-Basuki,” katanya. Kirab budaya itu dibuka langsung oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Acara budaya tersebut bertajuk “Kesetaraan Jakarta Sebagai Pusat Kebudayaan Berbasis Budaya Betawi.” Peserta kirab melakukan pawai mulai dari depan kantor Balaikota-Patung Kuda-Bank Mandiri- MH Thamrin- Monas.

 Sementara itu, Anggota Dewan Perwakilan Daerah asal Jawa Tengah Poppy Dharsono mengatakan, sendratari Mahakarya Borobudur harus sering dipentaskan untuk menarik wisatawan berkunjung ke Candi Borobudur. “Saya senang, karena sekarang diselenggarakan sendratari Mahakarya seperti ini di Candi Borobudur,” katanya usai menyaksikan pentas sendratari Mahakarya Borobudur di panggung Aksobya di kompleks Candi Borobudur di Magelang, Sabtu (27/10) malam.

 Ia berharap pementasan sendratari tentang pembangunan Candi Borobudur itu lebih sering dilaksanakan seperti Ramayana di Prambanan pentas setiap bulan purnama. “Ceritanya sudah bagus, tetapi mungkin bisa dikembangkan lagi supaya lebih ada variasi,” katanya. Ia menilai sendratari tersebut bagus sekali karena dilakukan oleh para penari yang profesional. Poppy menuturkan, sendratari ini merupakan paket yang harus dijual pada wisatawan agar Candi Borobudur lebih menarik.

 Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko, Purnomo Prasetjo, mengatakan, selama ini sendratari Mahakarya Borobudur dipentaskan dua hingga empat kali setahun. “Tahun depan akan kami lihat, karena pementasan sendratari kolosal ini disesuaikan dengan kondisi pasar dan kesiapan para penari itu sendiri karena penari dari masyarakat setempat dan ISI Surakarta sehingga perlu koordinasi,” katanya.

 Di sisilain, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dilaporkan akan menginisiasi pendirian rumah budaya Indonesia di beberapa negara yang dianggap strategis di dunia di antaranya Amerika Serikat, Belanda, dan Prancis. “Rumah budaya itu dimaksudkan untuk mengenalkan kekayaan kebudayaan Indonesia kepada masyarakat dunia,” kata Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Kebudayaan Wiendu Nuryanti di Yogyakarta, Sabtu (27/10).

 Usai membuka “Grand Strategy Meeting” (GSM) dalam rangka persiapan “World Culture for Development Forum (WCF)-Bali Forum 2013”, ia mengatakan langkah itu akan dimulai pada 2013 untuk mendekatkan citra positif kehidupan budaya Indonesia dengan negara-negara strategis. “Keberadaan rumah budaya tersebut akan semakin menegaskan Indonesia sebagai satu-satunya tempat bagi dunia dalam membangun dialog kebudayaan,” katanya.

 Selain itu juga memberikan dampak citra positif tentang kehidupan budaya dengan negara-negara strategis. Rumah budaya itu akan semakin memperkuat jaringan Indonesia ke dunia luar. Ia mengatakan potensi kekayaan geografis dan budaya Indonesia yang memiliki ratusan etnis dan bahasa menjadi pilihan bagi pengembangan kemajuan kebudayaan dunia. “Jika negara maju berorientasi pada politik dan ekonomi, Indonesia menjadi rujukan untuk dialog kebudayaan,” katanya.

 Menurut dia, hasil GSM yang merupakan pertemuan para budayawan dan akademisi ituakan dijadikan bahan untuk agenda “WCF-Bali Forum 2013” di Bali, 24-29 November 2013.

 “Pertemuan yang diikuti oleh budayawan dan akademisi itu juga membahas tentang parameter indeks kebahagiaan sebuah negara. Kebetulan  UNESCO juga mulai menyusun indeks tersebut,” katanya.

 Guru Besar Fisipol UGM Mochtar Masoed mengatakan indeks kebahagiaan tidak hanya diukur dari sisi material tetapi juga nonmaterial. Menurut dia hal itu di antaranya indikator tingkat pendidikan, pendapatan, aksesibilitas, fasilitas umum, permodalan, dan ruang ekspresi budaya. “Hal itu nanti akan dibahas di ‘WCF-Bali Forum 2013’ tentang metode yang tepat untuk mengukur indeks tersebut,” katanya.

 Budayawan Timbul Haryono mengatakan selain membahas indeks kebudayaan, peserta pertemuan juga merekomendasikan pengembangan museum kesenian budaya gunung di berbagai daerah di Indonesia. “Salah satunya kesenian lima gunung di komunitas areal sekitar Gunung Merapi. Kesenian gunung itu berkembang cukup pesat, bagian dari hasil eksplorasi lingkungan melalui kreasi seni,” katanya.

 Sementara itu, Pusat Seni Universitas Syiahkuala (Unsyiah), Banda Aceh, Provinsi Aceh, sejak sepekan terakhir mewakili Indonesia dalam kegiatan muhibah seni di Hawaii, Amerika Serikat (AS). Tim seni tersebut tampil di University Of Hawaii at Manoa (UHM) di Honolulu dan berkeliling sekolah-sekolah dasar setempat.

 Kegiatan bermisi seni bertajuk Aceh itu tampil sejal 20 Oktober hingga Sabtu 27 Oktber. Rektor Universitas Syiahkuala, Banda Aceh, Samsul Rizal, kepada Media Indonesia, Sabtu (27/10) mengatakan, tim seni Unsyiah  mewakili Indonesia untuk memperkenalkan seni budaya Indonesia ke luar negeri.

 Misalnya menapilkan tarian yang hidup dan berkembang di Aceh, diataranya tari Saman Gayo, Sebuah tarian yang mendapat Intangible Word Heritage oleh Unesco. Kemudian tari Tiga Serangkai Masyarakat Melayu Aceh Tamiang. Kemudian tari Golek Kenyoe Tinembi, sebuah tarian klasik Jawa terpilihara oleh masyarakat  Jawa yang hidup di Aceh. “Itu merupakan agenda tahunan yang digelar Dirjen Pendidikan Tinggi Kementeran Pendidikan,” kata Samsul Rizal. Karena itu Unsyiah berhak mendapatkan dana hibah Rp750 juta.

 Dikatakan Samsul Rizal, tim tersebut berjumlah 27 orang terdiri dari mahasiswa, dosen, staf Dikti dan kalangan pimpinan Unsyiah untuk memimpin rombongan. Di Hawaii mereka juga melakukan pelatihan, seminar, pameraan benda budaya, dan seni Aceh. Tidak luput juga pertunjukan atau penyajian kopi Aceh seperti ala warung kopi di pelosok-pelosok Aceh.  “Ini memperkuat kerja sama multi pihak antara Unsyiah, Pemerintah Aceh, East-West dan University of Hawaii at Manoa,” tambah Saleh Sjafie, salah seorang pimpinan rombongan Unsyiah. (IRIB Indonesia/Micom)

Categories: Dalam Negeri, Sosial - Budaya | Leave a comment

Post navigation

Leave a comment

Create a free website or blog at WordPress.com.