Pesan Resmi Sayyid ali Khamenei (11 Juni 2010)

Ayatullah Sayyid Ali Khamenei (Pemimpin Tertinggi Republik Islam Iran-Rahbar)

Pekan ini, Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatollah Al-Udzma Sayyid Ali Khamenei, menyampaikan pesan resmi terkait serangan brutal Zionis Israel terhadap konvoi kapal pengangkut bantuan kemanusiaan Freedom Flotilla.

Dalam pesan resminya, Rahbar mengatakan, “Serangan jahat dan bengis rezim Zionis terhadap konvoi bantuan kemanusiaan, menambah panjang mata rantai kejahatan besar yang dilakukan rezim jahat itu di dekade ketujuh masa hidupnya yang hina.” Ia menambahkan, ini merupakan contoh dari perilaku kasar dan tanpa belas kasih yang selama puluhan tahun dihadapi oleh kaum Muslim di kawasan ini khususnya di bumi tertindas Palestina.

Menurut Rahbar, konvoi yang diserang kali ini bukan berstatus Islami atau Arab, melainkan mewakili opini umum dan nurani insani dari seluruh dunia. Beliau juga menegaskan, “Serangan jahat ini sudah harus menjadi bukti bagi semua pihak bahwa Zionisme, adalah wajah baru yang lebih beringas dari fasisme yang didukung dan dibantu oleh negara-negara pengklaim kebebasan dan hak asasi manusia khususnya Amerika Serikat.

Sambil menuding Barat, Rahbar dalam pesannya menambahkan, Amerika Serikat, Inggris, Perancis, dan negara-negara Eropa lainnya harus memberikan jawaban atas dukungan politik, media, militer, dan ekonomi mereka kepada para kriminal sejati ini, dan karena selalu membela tragedi yang mereka sulut.

Rahbar juga menandaskan, Palestina, bukan lagi masalah Arab atau bahkan masalah Islam, melainkan menjadi masalah terpenting hak asasi manusia di dunia kontemporer.

Beliau juga meminta dunia supaya terus mengirimkan bantuannya ke Gaza. Dikatakannya, upaya simbolik dan gemilang pengiriman konvoi laut ke Gaza, harus diulang berkali-kali dalam puluhan bentuk dan cara. Rezim haus darah Zionis dan para pendukungnya khususnya Amerika Serikat dan Inggris harus menyaksikan dan merasakan sendiri kekuatan tekad yang tak terkalahkan, kebangkitan, dan nurani masyarakat dunia.

Menyinggung dunia Arab dan menuntut para pejabat Israel supaya diadili, Rahbar mengatakan, “Negara-negara Arab juga tengah melalui ujian berat. Rakyat Arab yang sadar menuntut mereka mengambil tindakan tegas. Organisasi Konferensi Islam (OKI) dan Liga Arab tidak boleh puas sampai paling tidak blokade atas Gaza dicabut secara penuh, serangan ke rumah-rumah dan wilayah Palestina di Tepi Barat dihentikan, dan para penjahat seperti Netanyahu dan Ehud Barak diseret ke pengadilan.”

Di penghujung pesannya, Rahbar kepada bangsa Palestina mengatakan, “Bangsa pejuang Palestina dan rakyat serta pemerintahan merakyat Gaza juga harus mengetahui bahwa musuh bengis mereka sekarang sudah lebih lemah dan rentan. Perompakan laut pada hari Senin itu tidak menunjukkan kekuatan melainkan keputusasaan dan kebingungan rezim penjajah. Dalam hal ini janji Allah telah terbukti bahwa para kaum durjana di akhir masa hidupnya yang hina-dina, semakin dekat dengan kefanaan dan kehancurannya dengan tangan mereka sendiri.”

Dalam peringatan hari wafat Imam Khomeini ra atau haul ke-21 yang jatuh pada hari Jumat, haul itu digelar bersamaan dengan khutbah Jumat yang disampaikan oleh Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatollah Al-Udzma Sayid Ali Khamenei.

Rahbar dalam khutbahnya menyebut Imam Khomeini (ra) sebagai parameter revolusi Islam yang paling menonjol. Beliau menandaskan, “Orang-orang atau jaringan yang berupaya mengubah identitas sebuah revolusi, pada umumnya tidak muncul ke permukaan dengan mengibarkan bendera atau spanduk yang mengungkapkan jatidiri mereka. Biasanya mereka bergerak secara terselubung. Karena itu, harus ada parameter yang menjelaskan identitas sebuah revolusi sehingga penyelewengan dapat dicegah.” Rahbar menambahkan, “Parameter-parameter yang digariskan Imam Khomeini (ra) harus dijelaskan dengan benar dan jangan sampai terlupakan atau tersembunyi ” Menurut Rahbar, penjelasan yang buruk atau pengabaian parameter-parameter itu sama dengan rusaknya kompas yang menjadi alat penunjuk arah yang benar.

Lebih lanjut Rahbar mengatakan, “Kita tidak bisa dan tidak boleh menutup-nutupi atau mengaburkan pandangan Imam Khomeini hanya untuk menyenangkan sekelompok orang dan satu aliran tertentu.” Rahbar juga mengimbau generasi muda untuk membaca dan merenungkan wasiat Imam Khomeini (ra).

Seraya menjelaskan bahwa Islam yang dijelaskan Imam Khomeini menentang Islam ala AS, Rahbar mengatakan, “Islam Amerika adalah Islam yang hanya sebatas pemanis bibir, Islam yang tidak peduli terhadap kezaliman dan kerakusan, dan Islam yang bahkan mengiringi dan membantu kaum arogan.” Beliau menjelaskan, “Imam memandang pemerintahan Republik Islam sebagai manifestasi dan pembuka jalan bagi terwujudnya kedaulatan Islam. Karena itu beliau menegaskan bahwa menjaga kelestarian pemerintahan Islam adalah kewajiban yang paling terdepan.”

Menurut Rahbar, daya tarik dan daya tolak Imam Khomeini ra sangat luas jangkauannya. Rahbar menjelaskan, “Permusuhan dan ketegasan Imam Khomeini (ra) hanya karena Allah, tanpa tercampuri oleh masalah pribadi. Karena itu, tak heran jika beliau dengan hangat merangkul semua kelompok dan golongan serta aliran politik yang beragam di tengah bangsa ini. Namun di saat yang sama beliau sangat tegas terhadap kelompok Komunis, Liberal dan kelompok pro kekuasaan Barat dan menjauhkan mereka dari sisinya. Sering pula beliau melayangkan kritikan dengan kata-kata keras dan nada sedih terhadap kubu reaksionis.”

Di kamus Imam Khomeini, jelas beliau, tidak ada tempat bagi kata putus asa, takut, lalai, dan congkak.

Seraya menyinggung pelaksanaan banyak pemilihan umum dalam berbagai kondisi bahkan dalam kondisi yang paling genting sekali pun seperti di Perang Irak-Iran atau Perang Pertahanan Suci, Rahbar menegaskan, “Sejak kemenangan Revolusi Islam Iran 30 tahun lalu, belum ada satupun pemilu yang diundur meski hanya untuk satu hari. Masalah seperti ini tidak ada padanannya di negara-negara pengaku demokrasi.”

Dalam bagian penjelasannya, Rahbar juga berupaya menuntun masyarakat supaya berpikir obyektif untuk menyikapi fenomena yang ada, dan mengatakan, “Imam Khomeini ra sering mengatakan bahwa dasar penilaian pada seseorang orang itu itu berdasakan kondisi orang itu saat ini (bukan masa lalu). Ini adalah parameter penting terkait ajaran dan bimbingan Imam Khomeini (ra).” Beliau mencontohkan kisah sahabat Talhah dan Zubair yang punya masa lalu gemilang dalam membela Islam dan kebenaran. Namun mereka harus berhadapan dengan tindakan tegas Imam Amirul Mukminin Ali (as) ketika kondisi mereka saat itu sudah mengalami perubahan mencolok. Contoh lain yang dibawakan oleh Rahbar adalah sikap tegas Imam Khomeini (ra) terhadap orang-orang yang sebelumnya dekat dan menyertai beliau di awal-awal revolusi Islam. Dikatakannya, sebagian dari mereka bersama Imam di Najaf namun Imam Khomeini terpaksa menolak mereka karena sikap dan pandangan mereka yang salah.

Rahbar dalam khutbah Jumatnya, juga menyinggung sidang revisi Traktat Non Proliferasi Nuklir (NPT) yang berlangsung selama sebulan di New York. Beliau mengatakan, sidang ini menghasilkan keputusan yang bertentangan dengan kemauan dan rencana negara-negara adidaya. Sikap tegas dan tekanan 189 negara berhasil memutuskan untuk memaksa Rezim Zionis Israel menandatangani perjanjian NPT. Sidang juga sepakat mendesak negara-negara pemilik senjata nuklir untuk melenyapkan senjata-senjata pemusnah massal ini.

“Keputusan sidang revisi NPT menunjukkan bahwa kata-kata dan sikap negara-negara adidaya dunia seperti AS sudah tidak diminati oleh siapapun di dunia,” tegas beliau.

Menteri Luar Negeri Manochehr Mottaki di sidang khusus Komite Eksekutif Kementerian Luar Negeri anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI) di Jeddah,mengemukakan 10 usulan penting dalam menghadapi kejahatan rezim Zionis Israel. Sidang darurat tersebut akan membahas upaya pemecahan blokade Gaza dan serangan terhadap konvoi bantuan kemanusiaan Freedom Flotilla.
Mottaki menilai serangan militer rezim Zionis terhadap konvoi Freedom Flotilla tidak lain sebagai bukti terorisme negara, perompakan laut, serta pelanggaran terhadap ketentuan internasional dan HAM.
10 usulan yang dikemukakan Iran yang disampaikan Mottaki sebagai berikut:
1- Pengadilan terhadap para pejabat Rezim Zionis atas kejahatan mereka.
2- Pencabutan penuh blokade Gaza dan pembukaan kembali seluruh jalur penyeberangan menuju Gaza. Dalam hal ini kami berharap rekan-rekan di Mesir bertindak sebagai pihak pelaksana penyaluran bantuan negara-negara Islam dan seluruh negara dunia, serta membiarkan mereka melaksanakan tugas dalam menyalurkan bantuan kemanusiaan.
3- Pengiriman segera bantuan kemanusiaan ke Gaza dengan berbagai cara dan sarana, baik melalui darat, laut, maupun udara. Kita tidak boleh membiarkan rezim Zionis Israel memiliki asumsi keliru bahwa mereka dapat menutup jalur penyaluran bantuan kemanusiaan untuk Gaza. Sangat tepat sekali jika pada masa ini, masing-masing anggota OKI sesegera mungkin mengirimkan paling tidak satu kapal bantuan dengan mengibarkan bendera masing-masing negara menuju Gaza.
4- Kita juga harus meminta kepada Palang Merah Internasional dan Bulan Sabit untuk bergegas menyampaikan bantuan kemanusiaan termasuk bahan makanan, obat-obatan, bahan bakar, dan perlengkapan kesehatan, untuk menutupi kebutuhan mendasar rakyat Gaza.
5- Penindaklanjutan hukum dan pemaksaan terhadap rezim Zionis untuk membayar ganti rugi atas korban jiwa dan kerugian finansial terhadap rakyat Gaza dan Tepi Barat Sungai Jordan khususnya terhadap para penumpang kapal yang gugur syahid atau cedera akibat serangan militer Israel.
6- Pemberlakuan boikot lebih keras terhadap rezim Zionis agar aksi brutal tersebut tidak terulang kambali. Berdasarkan resolusi OKI, negara-negara Islam harus memutuskan hubungan ekonominya dengan Israel.
7- Penggantungan keanggotaan rezim Zionis Israel dalam lembaga-lembaga internasional dan regional.
8- Kita semua meminta semua negara, baik dari negara Islam atau non-Islam yang masih memilii hubungan diplomatik dengan rezim Zionis, untuk memutuskan hubungannya dengan rezim Zionis. Dalam hal ini, kita perlu mengapresiasi Venezuela dan Bolivia di Amerika Latin dan Republik Mauritania, karena telah terlebih dahulu memutuskan hubungannya dengan rezim Zionis.
9- Penting sekali agar kita semua menyadarkan bukan hanya rezim Zionis melainkan juga seluruh pihak yang menentang perilisan resolusi HAM, bahwa negara-negara Islam tidak melupakan hipokritas dan ketidakjujuran mereka dalam menghormati HAM dan prinsip-prinsipnya.
10- Dalam sebuah surat yang dilayangkan kepada Sekjen PBB, kita menuntut lembaga ini agar menyatakan dukungannya terhadap warga tertindas Palestina dengan menggunakan seluruh sarana yang ada dan segera bertindak merealisasikan hak legal dan tuntutan bangsa Palestina.
Direktur Urusan Internasional Bulan Sabit Merah Republik Islam Iran, Abdu Al-Rouf Adib Zadeh, mengumumkan akan mengirimkan kapal rumah sakit yang dilengkapi seluruh fasilitas medis dan para dokter, ke pesisir Jalur Gaza. Menurut rencana, kapal itu akan bertolak ke Gaza, akhir pekan ini.

Sumber : disini

Categories: Hubungan Internasional | Leave a comment

Post navigation

Leave a comment

Blog at WordPress.com.